New Videos from Youtube

Petani Diharapkan Jaga Ketahanan Pangan Lokal


PDF Cetak E-mail
Ditulis oleh (CR-34/bom)   
Jumat, 20 Juli 2012 15:49

Paniai - Dinas Pertanian Kabupaten Paniai yang membawahi 4 Instansi yakni, Perikanan, Kelautan, Peternakan dan Perkebunan, pada Rabu (18/7) lalu mengadakan sosialiosasi yang melibatkan semua komponen petani yang ada di kabupaten Paniai, acara sosialisasi dengan judul “Pelatihan bagi kelompok Tani dan gabungan kelompok tani” tersebut berlangsung di aula Dinas Pertanian kabupaten Paniai.
Dalam pelatihan tersebut ada beberapa materi yang disampaikan oleh beberapa nara sumber antara lain, Kabijakan srategis Pertanian dengan nara sumber Ir.Suhariyanto,M.M, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pertanian Kabupaten Paniai, Kebijakan Penyuluhan dibawakan oleh Jhon Nicolas Pigome, S.Sos, yang juga sebagai Panitia Penyelenggara Penyuluhan sekaligus Kepala Bidang Kebijakan Penyuluhan, Potensi Perikanan oleh Penias gobai dari Dinas perikanan, masalah Kesehatan hewan oleh Matias Kayame,SE dari Dinas Perikanan dan beberapa materi lainnya.
Ketua Panitia Penyelenggara Penyuluhan Pertanian, Jhon Nicolas Pigome, kepada Bintang Papua seusai pelatihan mengatakan,”Berlanjut dari hasil pelatihan ini semua petani yang ada di Kabupaten Paniai diharapkan harus menjaga ketahanan pangan lokal demi mengantisipasi bahaya kelaparan. Karena di Kabupaten Paniai ini masih banyak persoalan yang kita harus benahi bersama, terutama dibidang Pertanian dan Pangan. mengingat di Kabupaten  Paniai hampir semua masyarakat mata pencahariannya Petani,” ujarnya.
Dinas Pertanian mempunyai langkah-langkah untuk menyadarkan masyarakat melalui adanya kegiatan-kegiatan yang bersifat pengembangan ekonomi pertanian.”Untuk menindak lanjuti itu semua maka kami mengadakan sosialisasi yang menghadirkan para petani yang ada disetiap Distrik di Paniai guna memperbaiki perekonomian mereka dengan cara bercocok tanam yang baik,” jelasnya. (CR-34/bom)
PDF Cetak E-mail
Ditulis oleh (CR-34/bom)   
Jumat, 20 Juli 2012 15:49

Paniai - Dinas Pertanian Kabupaten Paniai yang membawahi 4 Instansi yakni, Perikanan, Kelautan, Peternakan dan Perkebunan, pada Rabu (18/7) lalu mengadakan sosialiosasi yang melibatkan semua komponen petani yang ada di kabupaten Paniai, acara sosialisasi dengan judul “Pelatihan bagi kelompok Tani dan gabungan kelompok tani” tersebut berlangsung di aula Dinas Pertanian kabupaten Paniai.
Dalam pelatihan tersebut ada beberapa materi yang disampaikan oleh beberapa nara sumber antara lain, Kabijakan srategis Pertanian dengan nara sumber Ir.Suhariyanto,M.M, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pertanian Kabupaten Paniai, Kebijakan Penyuluhan dibawakan oleh Jhon Nicolas Pigome, S.Sos, yang juga sebagai Panitia Penyelenggara Penyuluhan sekaligus Kepala Bidang Kebijakan Penyuluhan, Potensi Perikanan oleh Penias gobai dari Dinas perikanan, masalah Kesehatan hewan oleh Matias Kayame,SE dari Dinas Perikanan dan beberapa materi lainnya.
Ketua Panitia Penyelenggara Penyuluhan Pertanian, Jhon Nicolas Pigome, kepada Bintang Papua seusai pelatihan mengatakan,”Berlanjut dari hasil pelatihan ini semua petani yang ada di Kabupaten Paniai diharapkan harus menjaga ketahanan pangan lokal demi mengantisipasi bahaya kelaparan. Karena di Kabupaten Paniai ini masih banyak persoalan yang kita harus benahi bersama, terutama dibidang Pertanian dan Pangan. mengingat di Kabupaten  Paniai hampir semua masyarakat mata pencahariannya Petani,” ujarnya.
Dinas Pertanian mempunyai langkah-langkah untuk menyadarkan masyarakat melalui adanya kegiatan-kegiatan yang bersifat pengembangan ekonomi pertanian.”Untuk menindak lanjuti itu semua maka kami mengadakan sosialisasi yang menghadirkan para petani yang ada disetiap Distrik di Paniai guna memperbaiki perekonomian mereka dengan cara bercocok tanam yang baik,” jelasnya. (CR-34/bom)

Pembayaran Lahan Kantor Bupati Paniai Sebesar Lima Milyard

PDF Cetak E-mail
Ditulis oleh redaksi binpa   
Minggu, 22 Juli 2012 22:03
PANIAI - Permasalahan sengketa tanah kantor Bupati kabupaten Paniai, oleh masyarakat adat yang mengklaim sebagai pemilik akhirnya memenuhi undangan Pemerintah Kabupaten Paniai, guna membicarakan target harga yang diminta oleh masyarakat setempat.
Lahan kantor Bupati Paniai oleh hak pemilik tanah di tawarkan ganti rugi sebesar, Rp.5 M,  dengan alasan bahwa tawaran itu sudah sesuai dan sepantasnya. Karena di tempat tersebut ada beberapa marga yang mengklaim sebagai hak milik mereka seperti marga Yogi, Adii dan Motte.
Dalam pertemuan yang menghadirkan Panitia pembayaran tanah, kepala keuangan dan asset daerah, Asisten I setda Kabupaten Paniai, Camat paniai Timur, Tokoh Adat, Tokoh Agama,Tokoh Pemerintah dan organ terkait lainnya yang ada di lingkungan Pemkab Paniai.
Menurut Pemilik Hak ulayat, Benny Yogi saat pertemuan berlangsung mengatakan,tawaran yang disampaikan yakni Rp. 5 M itu tidak bisa di tawar lagi, “karena kami sebagai pemilik hak ulayat  dengan di bangunnya kantor ini kami banyak yang menjadi korban. Sebab tanah itu merupakan tempat keramat dari beberapa marga yang ada,” katanya. Salah satu pemilik hak ulayat dari marga Adii yakni Philipus Adii yang juga merangkap sebagai tokoh agama kepada bintang Papua seusai rapat mengatakan, “dari awal dengan lokasi ini kami tawarkan ganti rugi kepada pemda Paniai dengan tawaran ganti rugi, Rp.12 Milyard saat itu masih menjabat Januarius Douw, SH sebagai Bupati Paniai dan itu pun pemerintah menyetujuinya. Namun yang di bayarkan pemda Paniai saat itu haya Rp. 4 M, sedangkan pembayaran yang belum di terbayarkan mengalami keterlambatan kerena mungkin lain bupati lain kebijakan,” katanya.  (CR-34/tis/l03)

Ini Ketua Umum dan Ketua I KNPB Yang Baru

  on Friday, 20 July 2012 Published Date


PAPUAN, Timika --- Hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang berlangsung di Mimika, Papua, pada tanggal 18 – 21 Juni 2012 telah memilih dan menetapkan Victor Yeimo sebagai Ketua Umum KNPB.  Victor Yeimo yang sebelumnya menjabat sebagai Juru Bicara Internasional KNPB dipilih dan ditetapkan menggantikan posisi Buctar Tabuni yang kini telah menjabat sebagaii Ketua Parlemen Nasional Papua.
Sedangkan, jabatan Ketua I KNPB yang awalnya di duduki oleh almarhum Musa MakoTabuni, kini telah digantikan oleh Agus Kossay, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua KNPB Wilayah Sentani, Papua.
Romario Yatipai, Ketua badan formatur KLB yang dihubungi suarapapua.com, Jumat (20/7) membenarkan hasil KLB yang telah berjalan dengan baik, dan telah memilih dan menetapkan Victor Yeimo sebagai Ketua Umum KNPB dan Agus Kossay sebagai Ketua I KNPB.
“Ini hasil kesepakatan semua utusan KNPB dari Sorong sampai Merauke. Ada sekitar 200an peserta yang ikut dalam KLB, mereka adalah anggota KNPB, anggota Parlemen Nasional, dan simpatisan KNPB,” ujar Romario.
Romario menjelaskan, Bucthar Tabuni yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Umum KNPB diberhentikan karena saat ini ia telah menjabat sebagai Ketua Parlemen Nasional.
Lanjut Romario, KNPB sebagai media rakyat Papua memerlukan figur yang benar-benar dapat membawah rakyat Papua ke arah yang baik dan benar, sehingga KLB dipandang perlu segera dilakukan.
Dengan terpilihnya Victor Yeimo sebagai Ketua Umum KNPB, Romaria secara pribadi berharap Victor Yeimo dapat membawah rakyat Papua sesuai rel yang ada dan tinggal melanjutkan perjuangan yang telah di rintis almarhum Mako Tabuni dan Buctar Tabuni.
“Tetapi secara khusus lagi saya berharap Viktor Yeimo dapat membawah rakyat Papua dengan profesional, demokrtik dan bermartabat,” ujar Romario yang juga sebagai Ketua KNPB Timika. 

Togel Membunuh Generasi Papua

 
Oleh Alexander Gobai*)
Ancaman berat yang dihadapi oleh masyarakat Papua saat ini adalah Togel alias Toto Gelap. Kehidupan masyarakat Papua sangat sensitif dengan beradaan Togel. Dengan adanya Togel, kehidupan masyarakat Papua tidak mengenal dan mengingat dengan waktu. Dan, kehidupan mereka telah tergantung dengan Togel.
Di Kabupaten Nabire banyak terdapat Pos-pos Togel, terutama di jalan Auri tepat di SMA YAPIS dalam. Salah satu tempat ini menjadi pintu utama untuk melakukan Judi Togel. Kadang-kadang keberadaan mereka (bandar Togel) tak mengenal dan mengetahui pengaturan waktu.
Dengan adanya Togel ini, tanpa sadar masyarakat Papua sudah  terpengaruh dengan Togel. Memang benar bahwa masyarakat Papua telah terjerumus ke dalam pengaruh Togel. Togel sendiri merupakan suatu permainan yang dilakukan antar individu dengan individu. Artinya bahwa karena dengan adanya Togel mereka akan melakukan kegiatan interaksi antara individu dimana yang satu pihak membeli kupan kepada penjual kupan.
Memang baik untuk melakukan kegiatan Togel. Dengan hal itu, kita bisa mendapatkan uang dari permainan Togel dan juga kita bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup kita. Namun, di balik itu ada pengaruh besar yang membuat kehidupan masyarakat Papua menjadi penyakitan. Artinya bahwa mulai dari pagi sampai malam dan dilanjutkan lagi dari malam sampai pagi hitung togel. Hal ini bisa mengakibatkan sakit. Tidak hanya itu, masyarakat juga menjadi malas kerja. Masyarakat menjadi tergantung pada Togel.
Togel telah berjalan dari tahun 1999-an sampai saat ini. Hal ini sangat disayangkan sekali ketika masyarakat Papua telah masuk ke dalam situasi seperti ini. Yang mejadi pertanyaan ialah, mengapa para siswa/i baik SD, SMP, SMA, mahasiswa serta masyarakat pun ikut turut ke dalam situasi ini. Yang paling disayangkan lagi ialah siswa SD dan SMP ikut terut ke dalam pengaruh Togel. Apa gunanya jika kita mengikuti arus buruk ini. Hal ini merupakan perubahan buruk yang ada saat ini.
Jangan dikasih biarkan generasi-generasi penerus bangsa Papua mengikuti kehidupan yang buruk ini. Ketika kita membiarkan mereka dengan begitu saja maka mereka akan lebih hancur lagi untuk melakukan permainan Togel ini secara terus-menerus. Dengan demkian, para orang tua harus memerhatikan hal ini. Jangan biarkan karena hal ini akan berdampak kepada setiap individu.
Ketika orang tua sedang menghitung Togel dan anaknya pun juga mengikuti bapanya maka lengkaplah sudah. Hal ini yang harus diperhatikan oleh kedua orang tua. Jangan membiarkan anaknya untuk menghitung Togel, namun orang harus tegas untuk menyingkirkan dari kehidupan Togel.
Togel  telah menjadi kebudayan baru. Sebab, meskipun Togel bisa membantu dan mengurangi keberatan dari kehidupan keluarga. Namun, hal ini merusak kehidapan selanjutnya. Togel telah membuat kehidupan masyarakat menjadi berubah yang duluhnya bekerja keras di kebun namun karena adanya Togel mereka menjadi malas. Hal ini sangat disayangkan sekali.
Oleh karena itu, salah satu cara untuk menghilangkan permainan Togel ini adalah pihak Aparat keamanan harus dengan tegas untuk menutup permainan buruk ini. Karena jika dibiarkan secara terus-menerus maka semua masyarakat tidak akan mengenal yang namanya “Bekerja Keras”.

*) Alumnus SMA Adhi Luhur Nabire, Papua

Pembunuhan terhadap Rakyat Papua Kembali Terjadi

KEMBALI TERJADI PENEMBAKAN TERHADAP WARGA SIPIL ORANG ASLI PAPUA DI WAENA JAYAPURA
Peristiwa pemukulan dan penembakan kembali terjadi di Jayapura tanggal 20 Juli 2012 terpatnya sekitar pukul,05,00 WIT di Jl.Yabansai depan SMA Teruna Bakti Waena Abepura-Jayapura terhadap. Korbannya adalah seorang Kepala Desa yang berasal dari Distrik Bokondini Kabupaten Tolikara atas nama PITER PENGGU.
Sekitar Pukul,05,00 WIT pagi hari.Menurut saksi mata, pada pukul 05.00, Waktu Papua Barat ia sedang berdiri,ia melihat korban yang sedang berjalan kaki, di depan SMA Taruna Bakthi Waena, tiba - tiba datang sebuah mobil Avansa dengan nomor polisi DS 1782 AG dari arah Waena dalam,sedikit menghentikan kendaraan dan melakukan pemukulan ke wajah korban dan melepaskan tembakan saat korban mau lari menyelamatkan diri. Tinggal beberapa menit,sekitar Pukul,05,20 WIT, aparat kepolisian datang menambil jenazah korban dan dibawa ke RS Bhayangkara Jayapura untuk diotopsi.

Otsus, Perlu Dijalankan Dari Awal


Oleh : Alexander Gobai
Mulai dari berdirinya Otonomi Khusus sampai pada saat ini, dikatakan hal yang berada di dalam kegelapan. Mengapa demikian? karena kehidupan masyarakat Papua sekarang hidup dalam kesusahan, kesulitan, kelaparan, kehausan, bahkan dalam kemiskinan.

Ini menjadi fakta bukan lagi asing bagi kita, jika demikian apa gunanya otonomi khusus bagi masyarakat Papua. Oleh karena itu, yang menjadi masalah ialah mengapa para pegawai pejabat pemerintah Provinsi Papua  memberikan aspirasi  atau kontribusi kepada masyarakat secara berat hati. Ibaratnya  “Air di atas Daun Talas”. Padahal, yang diharapkan dari masyarakat ialah “coba dong kalau ingin memberikan sesuatu pakailah hati nuranilah” itu yang menjadi perkataan dan ucapan dari masyarakat Papua.
Otsus merupakan salah satu sarana dan prasarana yang diberikan langsung dari pemerintah pusat kepada pemerintah provinsi papua dengan tujuan menjamin kebutuhan hidup masyarakat  Papua dalam suasana yang nyaman dan harmonis. Nah ini telah jelas, bahwa dana otonomi khusus sangat berperang penting dalam kehidupan bermasyarakat, karena melalui  inilah kehidupan masyarakat papua akan merasa nyaman. Apa menjadi bahan pembicaraan pada paragaraf ke dua ini, telah menjadi timbal balik malahan para pegawai pemerintah provinsi papua yang melakukan hal yang tidak berkenang. Selain itu, malah pegawai pemerintah provinsi papua yang memakan uang setiap saat, kemudian  yang menjadi pertanyaan, ialah Bagaimanakah dengan kehidupan masyarakat papua, apakah kehidupan masyarakat sudah layak atau tidak?
Kondisi masyarakat Papua masih sangat memprihatinkan, apakah mereka sudah merasakan dampak dari Otsus? Jika sudah! Apakah mereka hidup dalam ketentraman dalam lingkup sosial. Tokoh masyarakat Papua, Nicolas Messet mengatakan masyarakat internasional menginginkan agar UU Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus (Otsus) Papua dijalankan dengan baik demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Selain itu, Mantan Melu Organisasi Papua Merdeka (OPM) ini menegaskan, sekarang yang menjadi pertanyaan, mengapa pelaksanaan Otsus Papua pincang selama lebih dari sembilang tahun (2001-2011) ini? Menurut Messet, sepuluh tahun, Otsus berjalan pincang karena disebabkan pejabat pemerintah yang adalah orang asli Papua, serta para pejabat yang bekerja di tanah Papua tidak memanfaatkan dana Otonomi Khusus dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Otsus. Selain itu, menurut Nicolas Messet mengatakan, Otsus Papua adalah hasil kompromi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan orang Papua pada tahun 2000, di saat rakyat Papua meminta merdeka, namun Indonesia tidak mau. Salah satu solusi (Win-win Solution) adalah datangnya UU Otsus.
Dengan masuknya Dana Otsus Papua yang begitu banyak, maka akibatnya banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para pejabat untuk berfoya-foya,seperti membeli rumah mewah dan melancong sampai luar negeri. Padahal rakyat yang berada di kampung-kampung masih dalam keadaan miskin.
Hal ini telah jelas bahwa, dana otsus yang diberikan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Provinsi Papua sangat cukup untuk memfasilitas masyarakat Papua, baik dari sektor ekonomi, budaya, sosial, politik, dan kebutuhan-kebutuhan yang lain. kemudian, Otsus bukan hanya uang! Masih ada bebagai hal yang perluh dilakukan untuk mewujudkan tujuan pelaksanan  UU No. 21/2001. Seperti, perdasi dan perdasus  yang seharusnya diterapkan dalam Pemerintah Provinsi. Dengan melalui ini, maka dana yang dicairkan dari pusat dan diberikan kepada Provinsi Papua akan berjalan sesuai dengan program APBD.
Apabila Pemerintah Provinsi Papua, dan Pemerintah Daerah menyepakati tentang bagaiamana cara menjalankan dana-dana yang diberikan dari pusat  kepada Pemerintah Papua, maka tidak ragu lagi masyarakat akan hidup dalam suasana yang nyaman.
Yang menjadi problem ialah mengapa masyarakat Papua hidup dalam kemiskinan, kelaparan, kehausahan, bahkan dalam penderitaan.  Untuk itu, pada UU OTSUS BAB XVII tentang Kesehatan pada Pasal 59 (ayat) 1,2,3,4, dan 5. Dimana pada ayat 2 menegaskan bahwa “Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban mencegah dan menanggulangi penyakit-penyakit endemis dan/atau penyakit-penyakit yang membahayakan kelangsungan hidup Penduduk. Dengan demikian, hal ini telah jelas bahwa Pemerintah harus memerhatikan penduduk yang mana sedang mengalami kesakitan di perkotaan bahkan yang lebih mengerihkan di bagian pelosok-pelosok (Daerah terpencil yang jauh dari perkotaan).
Selain itu, pada BAB XX tentang Sosial pada pasal 65 (ayat) 1 menjelaskan tentang bagiamana “Pemerintah Provinsi sesuai dengan kewenangannya berkewajiban memelihara dan memberikan jaminan hidup yang layak kepada penduduk Provinsi Papua yang menyandang masalah sosial. Nah, telah jelas bahwa Pemerintah Provinsi bahkan pemerintah Daerah  yang seharusnya memerhatikan hal-hal yang semacam ini, karena hal ini menjadi jaminan untuk perkembangan selanjutnya.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah perluh melihat dan melakukan persoalan-persoalan yang terjadi di setiap Kabupaten/Kota bahkan pada daerah-daerah yang kecil seperti perkampungan. Mereka semua hidup dengan kebutuhan yang terbatas, dan juga mereka mengalami kehancuran dan keburukan dalam hidup mereka. Selain itu juga, Pendidikan, Kesehatan, serta kebutuhan-kebutuhan yang lain sangat terbatas, akibatnya generasi penerus yang berkeingan untuk bersekolah, akan meresa susah karena guru serta fasilitas-fasilitas persekolahan tidak ada. Dengan demikian, ini harus diperhatikan sebab ini menjadi persoalan yang besar. Hal tersebut menjadi  masalah bersama, jangan kita meninggalkan hal-hal ini menjadi beban untuk satu orang saja, namun kita harus menganggkat beban secara bersama-sama, maka dengan ini saya yakin persoalan-persoalan ini akan terlaksana dengan baik. Semoga ini terlaksana.
(Penulis Rostow Boy’s XII IPS SMA Adhi Luhur)

Minuman Keras, Membunuh Generasi Muda Papua

Jumat, 01 April 2011 12:07 Oleh :   Alexander Gobai, Yosua Tipagau, Aden I. Dimi
Minuman Keras (Miras) merupakan jenis minuman yang beralkohol tinggi. Miras dapat membuat orang yang mengomsumsinya di atas batas sewajarnya mengalami mabuk atau hilangnya kesadaran.Ada bermacam-macam jenis Miras di tanah Papua ini. Secara umum, minuman keras terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu minuman keras yang diproduksi dan didatangkan dari luar Papua dan yang berasal atau diproduksi di Papua sendiri. Minuman keras yang didatangkan dari luar tersebut seperti Wiski, Bir, Wiro Tinggi, Robhinson dan lain lain. Sedangkan yang diproduksi di Papua sendiri dikenal dengan nama Minuman lokal (Milo), seperti Bobo.
Berdasarakan pengamatan kami, sekitar 75% para remaja muda Papua dapat mengomsumsi minuman keras. Bukan saja para remaja muda Papua tetapi sebagaian besar para pejabat daerah yang dapat mengomsumsi miras. Namun, para pihak pemerintah dan keamanan kepolisian malas tahu dengan hal ini. Mereka membiarkan remaja muda papua terus-menerus dapat mengomsumsi miras.
Hal ini adalah tanda ancaman bagi generasi muda Papua, untuk masa depan tanah Papua, apabila remaja muda Papua menjadi pecandu alkohol. Kita bisa melihat bahwa sebagaian besar pejabat-pejabat daerah yang mencontohi remaja muda Papua  yang bekeraja sama dengan para pengusaha-pengusaha yang mendatangkan minuman keras dari luar Papua, dan juga meraka yang mengomsumsi miras. Bawasanya pemerintah sebagai orang tua dapat menasehati dan mencontohi bagi remaja muda Papua untuk masa depan dan demi kepentingan Papua.
Banyak penelitian membuktikan bahwa minuman keras yang berujung pada seks bebas menjadi salah satu penyebab utama maraknya penyakit mematikan, HIV/AIDS di tanah ini. Kita dapat melihat, bahwa banyak pemuda pemudi negeri ini harus mendahului kita ke alam baka, hanya karena penyakit maut ini. Dan patut dipertanyakan, bagaimana masa depan Papua ini nanti, bila generasi muda yang diharapkan menjadi motor penggerak pembangunan di tanah ini justru demikian kenyataannya?
Pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perkelahian, narkotika bahkan pembunuhan adalah beberapa kasus yang juga dapat muncul akibat pengonsumsian minuman keras. Seseorang yang kehilangan kesadaran atau mabuk karena minuman keras sangat cepat terpancing emosi negatifnya, sehingga dapat menimbulkan perkelahian bahkan  pembunuhan.   Mabuk juga berdampak pada terjadinya pemerkosaan, pembunuhan dan menjadi pengguna narkotiaka. Mereka menjadi lebih berani untuk melakukan penerkosaan, pembunuhan karena kehilangan kontrol, kendali, dan kesadaran.
Miras seperti sebuah pemicu ledakan dasyat yang dapat meluluhlantakan sebuah bangunan bertingkat, walau telah dibangun rangka baja yang sangat kuat. Miras juga bisa di Ibaratkan bahan-bahan yang mudah menimbulkan api yang berkobar-kobar dan menghanguskan apa saja yang ada di dekatnya. Miras memang tak mengenal golongan, pangkat, suku, agama, tua-muda, maupun besar-kecil. Sebab siapapun dia, jika terpengaruh dengan  miras kadang susah menyetopnya. Malah Miras ibarat candu bagi peminumnya, dan bentuknya miras dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan kejahatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Mengapa Remaja Muda Papua Cenderung mengonsumsi Miras? Sebelum kami menjawab pertanyaan di atas, kita bisa melihat di lingkungan kita, kebanyakan remaja muda Papua yang putus sekolah. Mungkin karena orang tuanya tidak mampu dalam membiayai kebutuhan pribadinya. Bukan hanya para remaja yang orang tuanya tidak mampu, melainkan remaja muda papua yang orang tuanya mampu membiayai kebutuhan  pribadinya, tetapi mereka tertarik pada Miras karena mengikuti arus-arus perkembangan.
Kemudian, mereka tidak tahu bahwa akibat atau efek dari Miras akan merugikan kehidupan jasmani maupun rohani diri sendiri dan merugikan kehidupan masa depan. Selain itu, akibat Miras akan membuat banyak korban terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Remaja muda papua tertarik dengan minuman keras karena mereka berpikir untuk mencoba, bagaiman rasanya apakah rasanya enak, manis, dan pahit. Dan mereka terpengaruh dengan keadaan situasi yang ada contohnya diajak oleh teman, stres, rasa kurang mampu, ingin mencoba, dan kurang membiayai kebutuhan pribadi.
Apabila Pemerintah Daerah dan Pihak Keamanan berperan dalam mencegah  minuman keras yang setiap saat beredar di Papua khususnya di kabupaten Nabire, maka minuman keras yang setiap saat beredar akan mengalami kekurangan, dan pihak yang setiap saat memperjual belikan minuman keras akan mengalami kerugian.
Dengan demikian, solusi yang paling terbaik kepada masyarakat papua khususnya para remaja muda Papua yang setiap saat mengomsumsi Miras, yaitu pemerintah daerah dan pihak keamanan serta masyarakat Papua bersatu dan berkumpul untuk menyepakati tindakan-tindakan yang tidak benar. minuman keras (Miras) alias mabuk yang setiap saat dapat mengomsumsinya.
Inilah salah satu tugas kita. Kita sebagai pemerintah, sebagai masyarakat, dan apapun profesi kita, harus berjuang memberantas minuman keras, karena hanya menimbulkan dampak megatif. Kita  berusaha menciptakan kehidupan yang lebih baik, bebas dari pengaruh minuman keras yang hanya mengakibatkan munculnya persolan-persoalan sosial dalam masyarakat. Kita memulainya hari ini, walaupun untuk mewujudnyatakannya tidak semudah membalik telapak tangan. Sebab sebagai manusia ciptaan Tuhan yang mulia, bangsa Papua di tanah ini pun memunyai hak untuk hidup dalam kedamaian dan bebas dari pengaruh Miras
Marilah kita semua menjaga Papua ini dengan penuh kebersamaan, keharmonisan untuk mewujudkan Papua baru. Karena bukan tidak mungkin lagi, impian kita untuk membangun tanah Papua menjadi tanah damai hanya akan menjadi mimpi di siang bolong. (Penulis adalah pelajar SMA YPPK Adhi Luhur Nabire-Papua)

PAUD, Membentuk Karakter Generasi Muda Papua



Oleh : Alexander Gobai
ALEXANDER GOBAY
(FOTO: SISTIMEWA/FACEBOOK)
Sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang penting dalam membangun sebuah bangsa. Berbicara tentang pembangunan adalah juga berbicara tentang sejauhmana kesiapan SDM yang berkualitas untuk membangun. Tanpa SDM yang cukup, kita tidak dapat membangun bangsa secara kuantitas dalam pembangunan fisik maupun kualitas hidup masyarakatnya.

Dengan demikian, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat penting untuk generasi muda yang sedang berkembang. Mengapa demikian? Karena dengan adanya PAUD, tentunya akan tercipta sebuah kreativitas yang mantap pada Anak-anak, dimana yang nantinya akan membangun bangsa ini. Maka dengan hal itu, perluh adanya dukungan dari pihak orang tua serta keluarga yang terdekat kepada anak sehingga anak-anak merasa yakin dan percaya demi menyelesaikan pendidikannya.

PAUD singkatnya dari Pendidikan Anak Usia Dini. Pendidikan untuk usia 0 sampai 6 Tahun. Hal ini sesuai dengan Undang-undang (UU) sistem pendidikan Nasional (Sisdiknes) No.20 Tahun 2003 yang menyebut pendidikan untuk anaik usia dini 0 sampai 6 tahun. Dengan nama Pendidikan Usia Dini PAUD Undang-Undang (UU) No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional bab 1, pasal 1 butir 14 mengatakan “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Dengan adanya UU yang mengatur tentang pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),maka adanya penegasan khusus kepada orang tua agar sungguh-sungguh mendukung kepada anak-anak generasi muda papua yang sedang berkembang di bangku Study atau pendidikan yang sedang berlangsung. Apabila,adanya dukungan dari pihak orang tua dan keluarga yang terdekat maka dengan sendiri akan tercipta sumber daya manusia yang mampu memunyai intelektual mantap dan juga memuyai kreativitas yang tersendiri dalam hidupnya.

Oleh karena itu, sumber daya manusia sangat penting demi membangun bangsa. Usia Dini harus didasarkan dengan banyak pelatihan dan bila perluh memberikan nasihat-nasihat yang bisa membangkitkan intelektualnya mereka. Usia Dni merupakan masa peka untuk menerima stimulasi dan sangat menentukan bagi perkembangan selanjutnya. Usia 0 sampai 6 Tahun perluh memberikan pengaruh yang baik kepada anak-anak usia dini sehingga dengan sendiri akan memunculkan sebuah ketrampilan dalam hidupnya mereka.

Dengan demikian, PAUD sangat penting untuk membangun karakter generasi muda papua. Hal ini perluh dipatut dan menyakinkan bahwa dengan adanya PAUD itu sangat berguna dan bermanfaat bagi anak usia dini. Oleh karena itu, kewajiban orang tua harus terus memberikan dukungan penuh kepada anak usia dini sehingga anak-anak juga memunyai semangat internal dan eksternal akan pendidikan yang dijalani dalam bangku pendidikan ini.

Penulis : (Tamatan 2012 dari SMA Adhi Luhur Nabire-Papua)

Kekalahan Team Sepak Bola Wiselmeren FC Bukan Menjadi Sebah Pembicaraan yang Penting

Kekalahan Team Sepak Bola Wiselmeren FC Bukan Menjadi Sebah Pembicaraan yang Penting
Hijau Wissel Mereb FC/dc.
Oleh :Alexander Gobai
Yogjakarta- hari minggu (22/7) dini hari, diadakan pertandingan antara Team Wiselmeran FC alis Team sepak bola Papua bertanding dengan Team Skuat Atama Jaya Yogjakarta FC di Lapangan Maguwo Harjo Kabupaten Sleman jatuh pada tempo dini hari. Pertandingan ini berlangsung hingga berakhir dengan Skor 1-0 dengan melalui tendangan adu Finalti. Dan pertandingan ini dimenangkan oleh Team Atma Jaya FC sedangkan Team Skuat Wiselmeren FC pulang dengan membawa kekalahan yang sangat menyakitkan.
Pertandingan ini sangat menarik sekali dan penonton pun juga sangat memeriyakan permainan antara kedua team tersebut. Namun, yang menjadi permasalahan ialah pendukung Team Wiselmeren FC sangat kecewa berat terhadap para pemain Wiselmeren FC. Akan tetapi, halitu bukan menjadi persoalan bagi mereka. Sedangkan pendukung Atma Jaya FC dini hari memeriyakan hari kegembiraan yang sangat spesial bagi mereka.
Kepulangan Wiselmeren FC dengan Skor 1-0 yang dimenangkan oleh Atma Jaya FC menjadi tolak ukur terhadap Team skut Wiselmeren FC. Kekalahan ini bukan menjadi panutan kedepan lagi. Dengan kekalahan ini menjadi pendukung dan pendorong agar lebih berlatih dilapangan hijau lagi. Kepulangan mereka dengan sangat kecewa. Dengan adanya rasa kecewa ini tentunya mereka akan lebih berlatih dengan sekuat kemampuan mereka.
Kata Norbertus alis Yipai Tekege dan Andi gobai sebagai pelatih Wiselmeren FC terhadap Team Skut Wiselmeren FC bahawa pertandingan ini baik kalah dan menang adalah hal biasa. Dan ini merupakan pergerakan untuk kedepan agar lebih berlatih dengan penuh semangat. Dan pertandingan yang kemudian hari akan diselanggarakan oleh Koteka FC pada hari Rabu (25/07) mendatang kita harus lebih baik dari yang hari sekarang ini. Dan kita harus memberikan yang terbaik untuk kita sendiri dan untuk nama Wiselmeren FC. Dengan demikian kita harus bangkit kembali lagi jangan kita merasa patah semangat karena dengan adanya kekalahan ini. Namun, kita harus berlatih lebih keras lagi. Biarkan kekalahan ini menjadi sebuah alat pemicu kedepan untuk kita tuturnya dini hari tetap Sore hari di lapangan Maguwo Harjo Kabupaten Sleman.
Dengan demikian, kekalahan Team Skuat Wiselmeren FC bukan berarti kekalahan dengan patah semangat. Namun, dihari-hari kemudian mereka akan bangkit kembali untuk melawan team-tean yang ada di Provinsi Yogjakarta. Oleh karena itu, Team Wiselmerena tidak ada kata menyerah dalam hati mereka mereka membawa kekalahan ini dengan kegembiraan walaupun ada sedikit kesedihan dalam hati mereka tutur Pelatih Wiselmeren FC Norbertus alis Yipai tekege dan Andi gobai.
Penulis:(Tamatan 2012 dari SMA Adhi Luhur Nabire-Papua)

Pengaruh Kebudayaan Luar Terhadap Generasi Papua


Oleh : Alexander Gobai

Alexander Gobai

Semakin generasi muda papua mengenal kebudayaan luar, semakin pula tidak mengenal dengan kebudayaan aslinya sendiri yakni kebudayaan papua. Keberadaa budaya luar telah berada diatas tanah papua selama masa penjajahan sampai pada saat ini. Kebudayaan luar boleh dikatakan kebudayaan moderen. Kenyataan ini, tidak bisa di pungkiri atau tidak bisa dibatasi oleh orang lain. Maka hal ini, telah menjadi kebudayaan moderen untuk generasi muda papua.

Ternyata bahwa kebudayaan moderen yang saat ini berada di atas tanah papua ialah pengaruhnya sangat kuat terhadapa generasi papua. Contoh saja kita bisa melihat dalam keluarga kita. Ada yang tidak mengenal dengan bahasa aslinya (Adatnya) sendiri dan ada pula yang terpengaruh dengan cara memakai pakaian budaya luar. Sangat disayangkan sekali dengan kebudayaan papua.

Kebudayaan merupakan suatu kebiasaan yang telah tercantum dalam kehidupan. Dengan demikian bahwa kebudayaan yang kita miliki telah menjadi kodrat dan telah menjadi darah daging dalam hidup kita. Oleh karena itu, orang lain tidak bisa diganggu gugat dengan begitu saja terhadap budaya kita yakni budaya papua.

Sangat disayangkan sekali bahwa kebudayaan asli papua telah hilang satu demi satu. Hal ini, sangat membinggungkan sekali. Problemnya ialah mengapa generasi papua terlalu cepat mendapatkan pengaruh dari luar khususnya kebudayaan luar.

Salah satu contoh ialah anak-anak zaman sekarang sangat sulit sekali untuk mengenal bahasa daerahnya sendiri. Dan juga sebagian dari anak-anak sama sekali tidak tahu dengan kebudayaannya sendiri. Mereka lebih lebih utamankan ialah bahasa indonesia. Namun, bahasa indonesia yang mereka gunakan ialah “gue dan elo” bahasa ini juga salah satu pengaruh dari luar. Dengan demikian perluh diwaspada dengan segera.

Dengan demikian, salah cara untuk mengatasi hal ini ialah orang tua. Maka, perang orang tua harus mengajari kebudayaan kepada anak-anak. Jangan orang tua membiar anak-anak begitu saja, naman harus memberi arahan yang benar kepada anak-anak muda papua.

Penulis : (Tamatan 2012 dari SMA Adhi Luhur Nabire-Papua)

No comments:

Interview with a spokesman for the International KNPB

Rakyat Papua Terus Merapatkan Barisan Perlawanan PDF Print E-mail
Written by Kontinum.org   
Thursday, 25 Juni 2012 02:59
Bagi kami, masalah di Papua adalah permasalahan tentang kejahatan negara dan korporasi, kekerasan militer, perusakan alam, genosida dan pemusnahan kultur setempat. Isu Papua juga menjadi isu nasional di Indonesia yang tidak kunjung selesai. Banyak masyarakat asli (indigenous people) dibunuh dan disiksa, untuk memapankan pengerukan kekayaan alam tanah Papua oleh perusahaan-perusahaan raksasa dunia bersama sekutu terdekatnya : pemerintah.
Alasan konstitusi, logika persatuan nasional serta pandangan sempit nasionalisme ke-Indonesia-an digunakan untuk membenarkan penindasan dan kejahatan atas masyarakat dan tanah Papua.
Tetapi di tengah iklim represif yang tak kunjung mereda, rakyat Papua tetap berjuang dengan gagah berani. Untuk mengetahui situasi dan pandangan dari gerakan perjuangan di Papua, Kontinum mewawancarai Victor Yeimo, Juru Bicara Internasional dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB), salah satu organisasi rakyat yang terus aktif berjuang di tanah Papua.
WAWANCARA KONTINUM DENGAN VICTOR YEIMO

Mengingat pemberitaan media yang sangat minim dan selektif tentang perjuangan rakyat dan situasi di Papua, dapatkah anda menjelaskan kepada pembaca semua, bagaimana situasi terkini di Papua?
Di Papua masih terjadi pelanggaran HAM oleh TNI/Polri terhadap masyarakat sipil. Investasi global semakin membengkak setelah ACFTA (ASEAN – China Free Trade Agreement), dimana SBY sudah menginstruksikan Kapolri dan Panglima TNI agar mengamankan Papua demi investasi (baca Jurnal Nasional, 16 Mei 2011, hal 10). Kebanyak investor global berasal dari China, Badan Penanaman Modal Propinsi Papua mengatakan dalam 6 bulan terakhir, sudah ada peningkatan 28% investasi di Papua.
Juga terjadi malpraktek penyelenggaraan pemerintahan di Papua oleh elit birokrasi Indonesia. KKN ditambah pemerintah pusat yang inkonsisten terhadap peraturan dan kebijakannya.
Di sisi lain, ada kebangkitan buruh PT. Freeport yang melakukan pemogokan (bisa ikuti beritanya di tabloidjubi.com).
Juga semakin marak bisnis liar (illegal) TNI/Polri seperti illegal logging, pendulangan emas, pemasokan pekerja seks dari luar Papua, bisnis kayu gaharu, dll. Sementara represi militer dalam membungkam gerakan demokrasi makin mengental dengan label separatis, teroris, pengacau, dll.

Seperti apa reaksi dan posisi masyarakat Papua menghadapi situasi tersebut?
Rakyat tidak berdaya akibat kekuatan militer di Papua, sementara dengan uang triliun pemerintah menggiuri rakyat demi penanaman modal asing (investasi) di tanah-tanah adat Papua, akhirnya banyak yang tidak ingin terorganisir dalam gerakan perlawanan.
Rakyat masih terus mempermasalahkan sejarah integrasi Papua dalam NKRI yang penuh dengan rekayasa AS, Indonesia, Belanda. Karenanya rakyat terus merapatkan barisan perlawanan.
Selain persoalan sejarah/historis dan kultural, apa yang membuat masyarakat Papua menolak campur tangan Jakarta dalam kehidupan sehari-hari dan menentukan nasib sendiri?
Karena Jakarta memakai pola pendekatan militeristik, eksploitatif, pembodohan dan pemarginalisasian. Dari dulu sampai sekarang Jakarta menganggap orang Papua sebagai manusia kelas dua, manusia yang mendekati binatang. Lantas dengan demikian mereka melanggar aturan yang mereka buat sendiri. Tidak konsisten pada aturan dan segala kebijakan. Kebijakannya juga ‘bias pendatang’. Makanya rakyat lebih berfikir mengatur diri sendiri. Banyak orang Papua berfikir melalui segala pengalamannya bahwa Indonesia di Papua Barat hanya untuk memusnahkan orang Papua dan menguasai wilayah ini.
Bagaimana sikap dan reaksi pemerintah, borjuasi dan politisi Indonesia terhadap perjuangan masyarakat Papua?
Mereka terus mencurigai setiap aktivitas sipil yang legal demokrasi. Indonesia menggunakan kekuatan militer dan hukum (KUHAP) untuk membunuh gerakan damai rakyat Papua Barat. Mereka juga memakai pola devide et impera (politik pecah belah) untuk menghancurkan persatuan dan solidaritas perlawanan rakyat Papua. Banyak uang dikucurkan oleh Jakarta kepada institusi TNI/POLRI, intelijen untuk mengamankan Papua. Banyak orang Papua direkrut dengan iming-iming uang dalam Barisan Merah Putih (organisasi sipil militan merah putih). Banyak kasus pelanggaran yang dilakukan anggota TNI/POLRI tidak dipengadilankan, bahkan para pelaku justru dihadiai jabatan dan pangkat.
Bagaimana keterlibatan masyarakat Papua dalam perjuangan pembebasan Papua? Bagaimana pola-pola perjuangan yang dikembangkan?
Orang Papua pakai pola gerakan damai dan bermartabat melalui demonstrasi, doa, seminar, tulis buku, publikasi penindasan lewat internet. Ada juga sebagian kelompok militan tradisional di Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka TPN OPM yang menyatakan diri sebagai militer Papua Barat. Mereka masih menggunakan pola gerilya untuk mengusir TNI dari tempat mereka berada.
Bagaimana sikap masyarakat Papua menanggapi label-label separatis terhadap setiap gerakan yang berkembang di Papua?
Kami menyadari bahwa kami bukan separatis, karena sebaliknya rakyat menganggap Indonesia sebagai separatis di Papua karena ia datang membawa negara Indonesia pada tahun 1962 di atas negara Papua yang sudah merdeka tahun 1961.
Rakyat menganggap itu label yang diberikan oleh penguasa yang anti demokrasi dan HAM sebab UUD 1945 mengatakan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Rakyat menganggap label itu diberikan oleh militer untuk kepentingan perluasan teritori militernya untuk mendapatkan proyek pengamanan. Rakyat terus menyatakan lewat orasi, buku, seminar dll bahwa kami bukan separatis, karena tanah ini milik orang Papua, bukan milik Indonesia, AS, Inggris atau negara manapun.
Bagaimana anda melihat respon dan tanggapan masyarakat Indonesia secara umum tentang masalah Papua?
Banyak rakyat Indonesia yang tidak memahami persoalan Papua. Mungkin karena termakan opini penguasa lewat propagandanya melalui TV, surat kabar dll bahwa orang Papua miskin, dll. Padahal kami kaya, tapi Indonesia memarginalkan hak-hak orang Papua. Rakyat Indonesia dengan nasionalisme yang sempit melihat gerakan-gerakan di Papua sebagai anti-penguasa. Padahal mereka juga memperoleh perlakuan yang sama di bawah penguasa yang eksploitatif, tamak, bedil, korup, dan chauvinistik.
Mayoritas rakyat Indonesai juga tidak banyak yang tahu bagaimana penguasa Indonesia menginvasi Papua, menguasai Papua dan mencaplok wilayah Papua yang sudah merdeka pada tahun 1961, melalui perjanjian-perjanjian tentang penentuan status politik Papua dengan penuh rekayasa antara pemerintah AS, Indonesia dan Belanda yang tidak melibatkan orang Papua. Kebanyakan rakyat Indonesia masih buta dengan persoalan Papua, masa bodoh dengan penderitaan orang Papua, dan masih memihak kepada penguasa yang lalim ini.
Bisakah anda menceritakan tentang organisasi anda KNPB?
Komite Nasional Papua Barat (KNPB) adalah media rakyat Papua Barat. KNPB berdiri di wilayah-wilayah di seluruh tanah Papua, juga di Konsulat Indonesia di Jakarta dan Manado. KNPB didirikan pada tahun 2008 dengan Buchtar Tabuni sebagai Ketua dan Victor Yeimo sebagai Sekretaris Jenderal. Pada akhir tahun 2006 Buchtar ditangkap dan dipenjara 3 tahun dan Victor menjalankan kerja harian. Pada tahun 2009 bulan Agustus Victor ditangkap dan dipenjara selama 3 tahun. Kini roda organisasi dijalankan oleh Mako Tabuni sebagai Ketua I KNPB, Buchtar tetap sebagai Ketua Umum, dan Victor Yeimo sebagai Juru Bicara Internasional.
KNPB selalu mendorong rakyat Papua untuk melihat bahwa diri mereka berbeda secara historis, kultur dan geografis dengan Indonesia. Bisakah anda jelaskan bagaimana posisi kawan-kawan KNPB dalam hal ini?
Kami menempatkan posisi perjuangan dengan rakyat Papua. Apa yang rakyat mau itulah yang kami perjuangkan. Secara historis, kultur dan geografis memang begitu adanya. Kami memandang bahwa Indonesia di Papua Barat hanya mengisahkan penindasan yang berkepanjangan. Wilayah ini masih menjadi wilayah protektoral. Apa yang diinginkan oleh rakyat itulah yang dimediasi oleh KNPB untuk diperjuangkan melalui cara-cara yang bermartabat.
Apa visi KNPB tentang “hak menentukan nasib sendiri” terkait perjuangan Papua?
Orang Papua masih menganggap Pepera 1969 belum final. Rakyat terus menuntut hak penentuan nasib sendiri. Banyak orang Papua yang terus mati karena menuntut hak-hak itu. Maka KNPB memperjuangkan mekanisme referendum sebagai solusi final dalam konflik Papua. Hal ini agar rakyat dapat menentukan apakah mereka ingin tetap dengan Indonesia atau merdeka. KNPB sebagai media tetap menuntut pihak internasional dan juga kemauan Jakarta agar rakyat diberikan hak demokrasinya untuk memilih masa depannya. Tentu kami terus menggalang solidaritas internasional, dalam hal ini pengacara-pengacara internasional agar status Papua dikaji dan diselesaian melalui mekanisme hukum internasional.
Papua seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat Papua sendiri?
Papua yang bebas dari segala bentuk penindasan: neokolonialisme Indonesia, neoliberalisme/ kapitalisme global, dan militerisme.

Bagaimana reaksi Freeport dan korporasi-korporasi lain yang bercokol di tanah Papua terhadap perjuangan rakyat disana?
Freeport bekerja sama dengan Penguasa Indonesia. Mereka sama-sama memainkan kepentingan ekonomi politik mereka. Makanya, mereka memberi label separatis dan teroris kepada rakyat yang menolak keberadan perusahaan itu. Freeport mengambil posisi oposisi dengan gerakan rakyat Papua, karena menurutnya itu akan menganggu modalnya dan aset vitalnya.
Bagaimana hubungan mereka dengan pemerintah dan borjuasi Indonesia?
Freeport terus menipu Indonesia dan orang Papua, tetapi Freeport mau agar Indonesia menjadi anjing penjaga modalnya. Freeport terus membayar militer dan para borjuis Indonesia untuk dapat diberikan jaminan keamanan dan hukum. Rakyat Papua tidak memperoleh manfaat yang berarti.
Apa kebutuhan mendesak kawan-kawan sekarang ini dalam perjuangan pembebasan Papua?
- Kami sangat butuh solidaritas rakyat tertindas dimanapun, termasuk rakyat Indonesaia untuk bekerja sama mengusir segala bentuk penindasan yang ada di Papua.
- Kami sangat membutuhkan solidaritas kawan-kawan pers nasional untuk berpihak dalam pemberitaannya kepada rakyat Papua.
- Kami sangat butuh konsolidasi di tingkat nasional Indonesia untuk mewujudkan solusi final bagi rakyat Papua.
- Kami butuh alat-alat produksi yang bisa dipakai untuk memproteksi kepungan penindasan di atas bumi cenderawasih
Seperti apa bentuk solidaritas yang dibutuhkan masyarakat Papua? Dan apa yang bisa dilakukan oleh kawan-kawan di luar Papua untuk membantu perjuangan rakyat Papua?
- Kami ingin isu Papua menjadi diskusi reguler kawan-kawan di luar.
- Kami ingin ada konsolidasi nasional untuk membahas dan menetapkan stratak perlawanan bersama
- Kami juga butuh advokasi, dan infomasi ekopol dan pembacaan-pembacaan yang membantu kami untuk bergerak di lapangan.
Terima kasih, salam hormat untuk semua pejuang-pejuang Papua

EMPAT ANGGOTA POLIS TEROR Pdt SOCRATES SOFIAN YOMAN.

EMPAT ANGGOTA POLIS TEROR Pdt SOCRATES SOFIAN YOMAN.

Aksi teror kembali terjadi di Papua, sekitar pukul 19.30 (06/7) tadi malam,
di jalan raya dari Kota Raja-Abepura, depan Saga Mall.

Sekita 4 orang anggota Polisi dari Satuan Brimob POLDA Papua, menahan
mobilnya Pdt. Socrates Sofian Yoman, Ketua Sinode Babtis besera Ibu,
bersama Matius Murib, mantan Wakil Ketua KOMNAS HAM Papua dan tiga
orang anaknya yang hendak pulang setelah ibadah di Kota Raja Luar.
Membuka paksa, pintu mobil dengan tangan kosong dan senter yang
dipegang pada tangan sebelah salah satu anggota brimob ini dipasangnya
dan tujukan langsung ke arah mata Pdt Yoman sambil mengatakan "anda
kenapa berhenti disini? anda siapa?, kerja dimana?, dinas mana? kalau
anda tidak senang polisi bicara, jangan caranya begitu" ungkap mantan
wakil ketua KOMNAS HAM Papua
lanjud murib kepada media bahwa, rupanya mulai dari depan Kantor
Perpustakaan Daerah di kota raja, Polisi yang telah menaiki dalam
Mobil Truk merasa disenter dengan lampu sorot.

pada saat aksi tidak etis dan sikap arogansi, keempat orang polisi
tersebut, Pdt Yoman hanya mengatakan beberapa kali dengan kata "saya
minta maaf, saya tidak sengaja" tetapi dalam tempo lima menit polisi
tetap bersih keras dengan nada keras memberikan tekanan tekanan pada
seorang tokoh dan pimpinan gereja. ungkap Matius Murib.

Sementara itu, Mantan Wakil Ketua KOMNAS HAM Papua ini, mengaku kepada
media, sempat mengingatkan kepada anggota Polisi untuk bicara
baik-baik dengan seorang tokoh, dan dengan tegas saya mengatakan "anda
tahu-tidak ini Pdt Sokrates Sofyan Yoman, Ketua Sinode Gereja Babtis
Papua".

Setelah itu, ada seorang Polisi lain (senior) juga datang lalu
meredahkan emosi anggota polisi yang sedang meror ketua sinode
ini.lalu akhirnya mereka pulang.

Masalah yang dilakukan ini akan dilaporkan kepada Wakapolda Papua,
ungkap Matius kepada ke empat anggota polisi. "silahkan lapor saja,
kami tidak takut", balas salah seorang anggota polisi. lalu mereka
hentikan aksinya kemudian menuju ke arah Kantor Polsek Abepura.

Dari aksi yang dilakukan keempat Anggota Polisi ini, Mantan KOMNAS HAM
Papua mengaharapkan agar Kapolda Papua dapat memeriksa dan memproses
hukum terhadap keempat anggota yang bersifat arogan yang
sewenang-wenang terhadap seorang tokoh masyarakat papua. Hal ini
dinilai sebagai upaya profokasi dan memancing emosi masa masyarakat
papua. Untuk itu, kami meminta hentikan cara-cara teror dan kekerasan
terhadap orang asli papua, dan orang papua tetap sabar dan mendorong
dialog damai jakarta-papua.


Aksi teror kembali terjadi di Papua, sekitar pukul 19.30 (06/7) tadi malam,
di jalan raya dari Kota Raja-Abepura, depan Saga Mall.

Sekita 4 orang anggota Polisi dari Satuan Brimob POLDA Papua, menahan
mobilnya Pdt. Socrates Sofian Yoman, Ketua Sinode Babtis besera Ibu,
bersama Matius Murib, mantan Wakil Ketua KOMNAS HAM Papua dan tiga
orang anaknya yang hendak pulang setelah ibadah di Kota Raja Luar.
Membuka paksa, pintu mobil dengan tangan kosong dan senter yang
dipegang pada tangan sebelah salah satu anggota brimob ini dipasangnya
dan tujukan langsung ke arah mata Pdt Yoman sambil mengatakan "anda
kenapa berhenti disini? anda siapa?, kerja dimana?, dinas mana? kalau
anda tidak senang polisi bicara, jangan caranya begitu" ungkap mantan
wakil ketua KOMNAS HAM Papua
lanjud murib kepada media bahwa, rupanya mulai dari depan Kantor
Perpustakaan Daerah di kota raja, Polisi yang telah menaiki dalam
Mobil Truk merasa disenter dengan lampu sorot.

pada saat aksi tidak etis dan sikap arogansi, keempat orang polisi
tersebut, Pdt Yoman hanya mengatakan beberapa kali dengan kata "saya
minta maaf, saya tidak sengaja" tetapi dalam tempo lima menit polisi
tetap bersih keras dengan nada keras memberikan tekanan tekanan pada
seorang tokoh dan pimpinan gereja. ungkap Matius Murib.

Sementara itu, Mantan Wakil Ketua KOMNAS HAM Papua ini, mengaku kepada
media, sempat mengingatkan kepada anggota Polisi untuk bicara
baik-baik dengan seorang tokoh, dan dengan tegas saya mengatakan "anda
tahu-tidak ini Pdt Sokrates Sofyan Yoman, Ketua Sinode Gereja Babtis
Papua".

Setelah itu, ada seorang Polisi lain (senior) juga datang lalu
meredahkan emosi anggota polisi yang sedang meror ketua sinode
ini.lalu akhirnya mereka pulang.

Masalah yang dilakukan ini akan dilaporkan kepada Wakapolda Papua,
ungkap Matius kepada ke empat anggota polisi. "silahkan lapor saja,
kami tidak takut", balas salah seorang anggota polisi. lalu mereka
hentikan aksinya kemudian menuju ke arah Kantor Polsek Abepura.

Dari aksi yang dilakukan keempat Anggota Polisi ini, Mantan KOMNAS HAM
Papua mengaharapkan agar Kapolda Papua dapat memeriksa dan memproses
hukum terhadap keempat anggota yang bersifat arogan yang
sewenang-wenang terhadap seorang tokoh masyarakat papua. Hal ini
dinilai sebagai upaya profokasi dan memancing emosi masa masyarakat
papua. Untuk itu, kami meminta hentikan cara-cara teror dan kekerasan
terhadap orang asli papua, dan orang papua tetap sabar dan mendorong
dialog damai jakarta-papua.

2013 Falkland Gelar Referendum, Bagimana Untuk Papua

2013 Falkland Gelar Referendum, Bagimana Untuk Papua

Written By Voice Of Baptist Papua on 6/13/12 | 2:23 AM

"Anda Orang Papua! Menuntut "REFERENDUM" Pasti Pemerintah anggap Melanggar Hukum serta Anda di jerat dengan Pasa Makar"
London – Kepulauan Falkland yang diperebutkan Inggris dan Argentina, akan menggelar referendum untuk menentukan statusnya pada 2013 mendatang.
Penduduk Falkland, lanjutnya, ingin pulau itu tetap memiliki status otonomi daerah, yang bagian dari Overseas Territory Kerajaan Inggris. 
Masalah status wilayah hampir sama dengan papua ( UU Otsus 2001), Pro - kotra status otonomi khusus bagi provinsi papua tidak kalah dengan perebutan dan pro-kontra status Falkland Uk.
Namun jika papua diminta referendum dianggap sebagai bentuk pelanggaran hukum, padahal negara demokrasi di dunia referendum sebagai satu media yang paling demokratis di dunia. 
Referendum untuk menentukan status politiknya itu merupakan upaya untuk menghentikan perebutan atas kepulauan tersebut antara Inggris dengan Argentina.
“Kami memutuskan, dengan dukungan sepenuhnya pemerintah Inggris, untuk menggelar referendum,” ujar Gubernur Falkland Gavin Short.
Short menyatakan, penduduk teritori Inggris yang secara geografis terletak dekat Argentina itu tak mau wilayah mereka dikuasai Buenos Aires.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. AWEIDA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger